News

Konflik perbatasan Kamboja Thailand telan 30 korban sipil jelang Natal 2025

Moskow (KABARIN) - Situasi di perbatasan Kamboja dan Thailand kembali memanas dan membawa dampak serius bagi warga sipil. Jumlah korban meninggal dunia di pihak sipil Kamboja dilaporkan telah mencapai 30 orang seiring eskalasi konflik yang kembali terjadi.

Mengutip laporan kantor berita Xinhua, Menteri Informasi Kamboja Neth Pheaktra menyampaikan bahwa selain korban jiwa, sebanyak 87 warga sipil juga mengalami luka akibat rangkaian bentrokan tersebut.

Konflik ini berakar dari sengketa perbatasan yang sudah berlangsung puluhan tahun. Ketegangan berubah menjadi bentrokan bersenjata sejak 24 Juli, ketika kedua negara terlibat saling tembak artileri dan serangan udara di wilayah perbatasan.

Dalam perkembangan selanjutnya, baik Kamboja maupun Thailand sama-sama melaporkan adanya korban jiwa, termasuk dari kalangan warga sipil yang tinggal di sekitar area konflik.

Upaya meredakan situasi sempat dilakukan pada 4 Agustus, ketika kedua negara mengumumkan gencatan senjata yang kemudian diperkuat dengan kesepakatan formal beberapa hari setelahnya. Namun ketenangan tersebut tidak berlangsung lama.

Sejak awal Desember, ketegangan kembali meningkat. Kedua pihak saling menuding telah melanggar kesepakatan gencatan senjata yang sebelumnya disepakati.

Dampak konflik juga dirasakan di wilayah Thailand. Serangan yang terjadi di sejumlah provinsi perbatasan dilaporkan menyebabkan sedikitnya 22 orang tewas, 140 orang luka-luka, serta memaksa sekitar 140 ribu warga mengungsi dari daerah rawan konflik.

Kondisi ini menjadi sorotan dunia internasional, terutama karena konflik kembali memburuk menjelang libur Natal 2025, saat banyak warga sipil berharap suasana aman dan damai.

Penerjemah: Katriana
Editor: M. Hilal Eka Saputra Harahap
Copyright © KABARIN 2025
TAG: